#Amerta17 Universitas Airlangga

AMERTA UNAIR - Assalamualaikum, hari ini aku sudah menghadiri rapat TOT Amerta ke-2 dan kali ini aku juga bakal berbagi pengalaman yang aku dapat dari rapat kali ini.



Hari ini merupakan rapat ke-2 untuk TOT panitia menyeluruh dan pastinya rundown acaranya beda dari kemarin. Rundown acaranya tadi malam sudah dibagikan kepada para panitia lewat grup chat line.   

Menurut gambar diatas acara dimulai dari jam 8, itu berarti semua panitia sudah ada di tempat maksimal 15 menit sebelum acara dimulai. Tapi tadi pas mau berangkat aku liat salah satu snapgram panitia amerta, dia sudah ada di tempat jam 8 tapi belum ada orang sama sekali.


Jujur, gara-gara liat snapgram itu aku jadi malas yang mau berangkat tepat waktu. Disini aku tidak hanya menyalahkan koor panitia ya. Baik koor maupun staffnya sama-sama salah. Aku-pun salah sudah tidak datang tepat waktu.

Kira-kira jam 08.30 aku sudah ada di tempat (halaman belakang sekre BEM), itu-pun acara belum dimulai dan masih menunggu aba-aba dari koor panitia dan ketua acara. Ini beberapa foto yang sempat aku abadikan dalam menunggu mulainya acara.

Nunggunya lumayan lama. Soalnya sebagian dari kami masih belum sempat sarapan pagi. Jadinya bela-belain bawa susu dan roti, tapi sampai di tempat acara juga belum dimulai.
  

Sekitar jam 09.00 koor panitia dan ketua panitia sudah mulai terlihat di tempat dan kami menunggu aba-aba dari mereka untuk  terselenggaranya rapat  hari ini.





Jam 09.05 kita diinteruksikan untuk membuat barisan sesuai kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya. 


Setelah panitia berbaris dengan rapi, sambutan pertama dari ketua amerta ialah menyuruh kami untuk menyanyikan lagu kebanggaan yaitu lagu Indonesia Raya dan disusul dengan lagu Hymne Airlangga. Menurutku pembukaan dengan cara seperti itu dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan menumbuhkan rasa cinta kepada universitas Airlangga sendiri.



Kemudian kami diinteruksikan lagi untuk duduk dan diberi beberapa informasi terkait acara yang akan dilaksanakan serta ketua amerta mulai memeriksa kelompok yang anggotanya kurang dari lima anak, kemudia dicatat di buku sakunya.

Kira-kira sekitar jam 09.17 kami para panitia diingatkan lagi akan breaklap amerta. Sebenarnya meskipun aku sudah melewati 2 semester disini , aku tidak pernah afal breaklap amerta. Kenapa? Karena dulu pas opek univ pk tidak langsung turun tangan untuk mengajari adek-adeknya. Dan ya akhirnya akupun tidak afal dan merasa kesulitan untuk melakukan amerta. Tapi dengan diberi kesempatan oleh Allah jadi pk (Pendamping Kelompok) di amerta tahun ini, aku ingin memperbaiki kesalahan pk-ku dulu dan ingin memperbaiki kesalahan tersebut dengan cara aku ingin lebih kenal dan lebih dekat dengan adek-adek maba tahun ini dan mengajari breaklap sampai mereka paham dan afal.


Untuk cara melakukan breaklap amerta akan dibahas di postingan lain kali ya.

09.36, ketua amerta menanyakan kepada panitia kelompok mana yang bersedia menjadi perwakilan untuk membacakan orasinya. Jadi, kali ini hanya perwakilan kelompok mana ingin maju (tidak semua kelompok disuruh untuk menampilkan orasinya). Lomba orasi di hilangkan dalam rundown acara menurut aku ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya menghemat waktu dan dampak negatifnya panitia tidak akan mengetahui kemampuan para panitia yang lain untuk ber-orasi dan membuat text orasi.

Perwakilan pertama yang maju kedepan untuk menampilkan hasil orasi yang dibuat oleh kelompoknya adalah perwakilan dari kelompok 23. Aku lupa siapa namanya cuma harusnya dia ada dikelompokku dan terjadinya miskom jadinya dia masuk kelompok 23.




Selanjutnya perwakilan untuk menampilkan orasi ke-2 yaitu dari kelompok 18 



Setelah keduanya menampilkan orasinya masing-masing, mas fairus selaku ketua amerta memanggil teman bemnya untuk memberikan contoh ber-orasi yang sesungguhnya dan  itu cukup membuat kami para panitia tertegun dan kagum akan orasi singkatnya. Karena keberanian dan suara lantangnya berhasil membuat kami kagum. 



09.50 kami diinteruksiskan lagi oleh ketua amerta untuk mengikuti koor kelompok 1-40. Dan aku termasuk kelompok  1-10. 


setelah itu, kami mulai mengikuti para koor masing-masing kelompok. ara koor menjelaskan cara untuk menyelasaikan tugas yang sudah diberi jauh-jauh hari. Yaitu pembuatan esai tentang Peran Mahasiswa Terhadap Masyarakat.

Disini aku mendengar kak Zawahirun mengatakan bahwa jika ada warga yang tidak mau kita wawancarai itu berarti kita tidak siap untuk observasi. Kata-kata kak zawahirun yang membuat aku dan kelompokku teresentuh adalah “Kalau kamu mau observasi ke masyarakat kamu harus dengan cara bahasa mereka, buat mereka nyaman dan buat gimana caranya mereka mau jawab pertanyaan kamu. Kalau kamu mau obseravasi ke masyarakat berbaurlah ke masyarakat, kembalilah menjadi masyarakat, lepaslah almamater dan aksesoris universitas kalian, jangan ada perbedaan antara kalian dan mereka. Kita itu sama seperti masyarakat disana yang tidak kerja,yang Cuma jadi kuli bangunan kita gak ada bedanya.”

Menurutku dengan adanya latihan observasi ini kami menjadi tahu peran mahasiswa Universitas Airlangga di masyarakat. Terimakasih untuk panitia yang sudah membuat rundown acara yang menarik serta memberi pengalaman dan informasi yang sangat berguna ini. Observasi yang kelompok kami lakukan adalah dikawasan belakang ACC unair (Mulyorejo). Dan kami diberi waktu satu setengah jam untuk melakukan observasi dan akkhirnya bisa pulang ke kos masing-masing.

Narasumber kami bernama Pak Marsaud berumur sekitar 78 tahun dan beliau mengatakan beliau berasal dari lamongan. Disini aku langsung menarik kesimpulan aja dari pernyataan narasumber kami, peran mahasiswa Unair di masyarakat dikatakan masih kurang  bersosialisasi karena baik mahasiswa dan warga sama-sama merasa sungkan untuk bersosialisasi. Beberapa kali mengadakan kerja bakti kampung, mahasiswa dilihat tidak pernah berkonstribusi dalam kegiatan tersebut. Beliau mengatakan memang bukan tugas mahasiswa untuk membersihkan kampung ini karena mereka bukan warga tetap dan tugas mereka hanya belajar. Beliau mengamati mahasiswa Unair hanya berangkat untuk belajar dan pulang setelah itu tidak terjadi sosialisasi didalamnya. Menurut beliau sikap mahasiswa Unair yang kos di sekitar daerah tersebut sudah cukup sopan dan tidak neko-neko.


Nah disini aku mendapat tamparan keras bahwa aku sebagai mahasiswa masih tidak bisa berbuat apa-apa untuk masyarakat. Dan aku mulai berfikir ilmuku sebenarnya buat apa? Apakah ilmu adalah alat pembebasan atau sebagai alat penindasan? Karena kalau dilihat banyak orang pintar diluar sana, tapi apa? Ilmu yang mereka cari tidak mereka gunakan untuk masyarakat dan orang-orang lemah di negeri ini. Jadi, kita sebagai mahasiswa harus lebih memperhatikan masyarakat, ilmu kita harus bisa membantu mereka. Toh, kita bisa bersekolah dengan uang rakyat, universitas dibangun oleh uang negara dan uang negara dihasilkan oleh rakyat. Lalu apa yang patut kita banggakan kepada masyarakat lemah diluar sana? Bahwa kita pintar? Bahwa kita cerdas? Tapi tak mampu untuk membantu mereka. Buat apa? Pikirkanlah!!!






#Amerta17 Universitas Airlangga #Amerta17 Universitas Airlangga Reviewed by Lowongan Pekerjaan on September 26, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.