Masalah integrasi nasional
merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama negara-negara
yang usianya masih relatif muda, termasuk Indonesia.Hal ini disebabkan karena
mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan yang
ada menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara
tersebut. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan
ini, kita masih sering dihadapkan pada kenyataan adanya konflik antar kelompok
dalam masyarakat, baik konflik yang berlatar belakang kesukuan, konflik antar
pemeluk agama, konflik karena kesalah pahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu
menunjukkan bahwa persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum
tuntas dan perlu pembinaan.
Integrasi nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya
(Saafroedin Bahar,1998).Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat pluralis atau masyarakat majemuk merupakan suatu hal yang sudah
sama-sama dimengerti. Kondisi perbedaan dalam masyarakat Indonesia sebagaimana
dimaksud terkait dengan beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain.
Faktor-faktor tersebut secara garis besar meliputi garis historis, faktor
ekologis, dan faktor perubahan sosial budaya.(Mutakin,1998:29)
Dengan kondisi masyarakat Indonesia
yang diwarnai oleh berbagai keanekaragaman, harus disadari bahwa masyarakat
Indonesia menyimpan potensi konflik yang cukup besar, baik konflik yang
bersifat vertikal maupun horizontal. Konflik vertikal disini dimaksudkan
sebagai konflik antara pemerintah dengan rakyat, termasuk didalamnya adalah
konflik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Sedangkan konflik
horizontal adalah konflik antar warga masyarakat atau antar kelompok yang terdapat
dalam masyarakat. Kecendrungan terjadinya disintegrasi semakin besar ketika
antara satu daerah dengan daerah lain yang saling terpisah itu menunjukkan
kondisi kemajuan sosial ekonomi yang jauh berbeda satu sama lain.
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya
integrasi nasional yang mantap ada beberapa srategi yang mungkin di tempuh :
1. Strategi
Asimilasi
2. Strategi
Akulturasi
3. Strategi
Pluralis
Sejak awal berdirinya
negara Indonesia, para pendiri negara menghendaki persatuan di negara ini
diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan didalamnya. Artinya bahwa
upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia dilakukan dengan tetap memberi
kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara bersama-sama. Contohnya dengan penggunaan semobay Bhineka
Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu adanya. Untuk
terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan Bhineka Tunggal Ika,
diperlukan pandangan atau wawasasan multikulturalisme, yang artinya pandangan
bahwa setiap kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama dengan
kebudayaan lain, sehingga setiap kebudayaan yang berhak mendapatkan tempat
sebagaimana kebudayaan lainnya (Baidhawy,2005:5)
RESUME BAB INTEGRASI NASIONAL (IX)
Reviewed by Lowongan Pekerjaan
on
Oktober 17, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: